Pengertian pemuda
Pemuda diidentikkan dengan kaum muda yang merupakan generasi bangsa, yang akan menentukan perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Sebagai seorang mahasiswa/mahasiswi kita adalah pemuda yang memiliki intelektual yang dapat berpikir demi perubahan dan kemajuan negara ini. Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemuda adalah sebuah kehidupan yang berdiri direntang masa kanak-kanak dan masa dewasa dimasa inilah seorang pemuda bersifat labil, kontrol emosi dan kstabilan pendirian masih bisa dipengaruh oleh pihak luar. Seorang pemuda mempunyai ciri yang khas yang menggambarkan seperti apa ia terlihat yang menunjukkan kepribadiannya.
Seorang pemuda harus bisa beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan disekitarnya. Maksudnya agar tumbuh sikap rasa peduli dan rasa kebersamaan didalam dirinya. Lihatlah dizaman sekarang teknologi yang berkembang telah disalahgunakan seolah-olah globalisasi telah memberi efek buruk pada generasi muda. Individualisme itulah yang terjadi pada pemuda zaman sikap peduli pada lingkungan sekitar menurun drastis. Contoh umum jika ada kerja bakti dilingkungan sekitar banyak pemuda yang bermalas-malasan untuk ikut serta dalam kegiatan ini lebih memilih bermain dirumah atau memainkan android,iphone atau apalah itu . Pemuda seperti apa ini!
Dalam kehidupannya seorang pemuda dituntut dapat bersosialisasi dengan masyarakat lainnya. Proses sosialisasi pemuda didefinisikan proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri. Proses sosialisasi sebenarnya berawal dari dalam keluarga. Melalui proses sosialisasi, individu (pemuda) akan terwarna cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya dengan proses sosialisasi, individu menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.Sesuai dengan pepatah lama semakin banyak dilihat semakin banyak dirasa. Jadi pengalaman adalah hal yang dibutuhkan seorang pemuda bisa bertindak dan mengasah pola pikirnya untuk perubahan yang akan datang.
Pengalaman adalah hal yang sangat penting dalam menunjang kemajuan pola pikir seorang pemuda.Pemuda dituntut kreatif inovatif dan korporatif (kerjasama”dalam hal baik”). Semakin banyak ia bergaul dengan orang lain maka semakin banyak pengalaman yang ia peroleh. Ia dikenal banyak orang dan mendapat banyak sekali akses dari orang disekitarnya ditambah dengan etika dan kepribadiannya yang baik, siapapun pasti menyukai sosok pemuda seperti ini. Kemudian kita bandingkan dengan pemuda yang bersifat individualisme, kikuk ditengah masyarakat,kaku dan tidak mampu mengaplikasikan manfaat dirinya akan terbuang ditengah kehidupan.
Kondisi yang masih labil membuat pemuda sering hanyut dengan berbagai pergaulan untuk itu berhati-hatilah memilih teman bergaul. Diperlukan pertahanan yang kuat agar tidak terjerumus kedalam kegelapan akibat pergaulan bebas yang sangat membahayakan generasi muda. Banyak contoh-contoh menunjukkan pemuda atau generasi zaman sekarang rusak, mulai dari video porno SMA, Sex bebas SMP.Mau jadi apa generasi seperti ini.Bukannya memperbaiki kondisi bangsa sekarang malah menambah beban yang ada.
Peran pemuda sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Seorang pemuda dituntut dapat merubah keadaan kearah yang lebih baik bukannya memperburuk keadaan atau merusak tatanan yang telah ada. Calon-calon pemimpin yang akan datang, tokoh masyarakat atau bahkan menjadi panutan untuk orang lain.
Kilas balik sejarah bangsa kita Indonesia. Bukan fisik atau senjata menjadi tonggak awal kita merdeka tapi karena adanya inisiatif atau kesadaran para pemuda zaman perjuang waktu itu kita merdeka.Adanya sikap revolusioner dan motivasi diri maka pemuda saat itu bisa membawa negara kita mencapai kemerdekaan. Berdirinya Bung Tomo telah menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan rakyat indonesia. Ini artinya bahwa pemuda mampu menggapai apapun dan mampu membuat sebuah perubahan yang luar biasa. Bung tomo adalah organisasi perkumpulan pemuda yang pertama, lalu semangatnya telah memotivasi pemuda-pemuda lain sehingga terbentuklah organisasi pemuda-pemuda yang lain seperti jong java,jong sumatera, maupun jong-jong lainnya.
Dalam sebuah pidatonya, Soekarno pernah mengorbakan semangat juang Pemuda apa kata Sukarno “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Begitu besar peranan pemuda di mata Sukarno, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia menjadi negara Super Power.
Pemuda adalah sesuatu yang luar biasa, seperti yang telah dibicarakan sebelumnya walaupun emosi yang sangat labil tapi pemuda memiliki kelebihan-kelebihan yang menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri Perubahan. Tetapi sering kali informasi yang diterima tidak melalui seleksi yang ketat sehingga seorang pemuda mudah terbawa arus dan pengaruh media massa yang ada.
Kesimpulannya adalah bahwa seorang pemuda harus memiliki jiwa dan sikap metal yang bisa membawa ia menciptakan sebuah iklim perubahan kearah yang lebih baik dan memiliki kemampuan sosialisasi ditengah kehidupan dimasyarakat agar ia mampu memecahkan sebuah polemik dan mampu beradaptasi dengan kehidupan sosialnya.
Pengertian cabe-cabean
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemuda adalah sebuah kehidupan yang berdiri direntang masa kanak-kanak dan masa dewasa dimasa inilah seorang pemuda bersifat labil, kontrol emosi dan kstabilan pendirian masih bisa dipengaruh oleh pihak luar. Seorang pemuda mempunyai ciri yang khas yang menggambarkan seperti apa ia terlihat yang menunjukkan kepribadiannya.
Seorang pemuda harus bisa beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan disekitarnya. Maksudnya agar tumbuh sikap rasa peduli dan rasa kebersamaan didalam dirinya. Lihatlah dizaman sekarang teknologi yang berkembang telah disalahgunakan seolah-olah globalisasi telah memberi efek buruk pada generasi muda. Individualisme itulah yang terjadi pada pemuda zaman sikap peduli pada lingkungan sekitar menurun drastis. Contoh umum jika ada kerja bakti dilingkungan sekitar banyak pemuda yang bermalas-malasan untuk ikut serta dalam kegiatan ini lebih memilih bermain dirumah atau memainkan android,iphone atau apalah itu . Pemuda seperti apa ini!
Dalam kehidupannya seorang pemuda dituntut dapat bersosialisasi dengan masyarakat lainnya. Proses sosialisasi pemuda didefinisikan proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri. Proses sosialisasi sebenarnya berawal dari dalam keluarga. Melalui proses sosialisasi, individu (pemuda) akan terwarna cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya dengan proses sosialisasi, individu menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.Sesuai dengan pepatah lama semakin banyak dilihat semakin banyak dirasa. Jadi pengalaman adalah hal yang dibutuhkan seorang pemuda bisa bertindak dan mengasah pola pikirnya untuk perubahan yang akan datang.
Pengalaman adalah hal yang sangat penting dalam menunjang kemajuan pola pikir seorang pemuda.Pemuda dituntut kreatif inovatif dan korporatif (kerjasama”dalam hal baik”). Semakin banyak ia bergaul dengan orang lain maka semakin banyak pengalaman yang ia peroleh. Ia dikenal banyak orang dan mendapat banyak sekali akses dari orang disekitarnya ditambah dengan etika dan kepribadiannya yang baik, siapapun pasti menyukai sosok pemuda seperti ini. Kemudian kita bandingkan dengan pemuda yang bersifat individualisme, kikuk ditengah masyarakat,kaku dan tidak mampu mengaplikasikan manfaat dirinya akan terbuang ditengah kehidupan.
Kondisi yang masih labil membuat pemuda sering hanyut dengan berbagai pergaulan untuk itu berhati-hatilah memilih teman bergaul. Diperlukan pertahanan yang kuat agar tidak terjerumus kedalam kegelapan akibat pergaulan bebas yang sangat membahayakan generasi muda. Banyak contoh-contoh menunjukkan pemuda atau generasi zaman sekarang rusak, mulai dari video porno SMA, Sex bebas SMP.Mau jadi apa generasi seperti ini.Bukannya memperbaiki kondisi bangsa sekarang malah menambah beban yang ada.
Peran pemuda sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Seorang pemuda dituntut dapat merubah keadaan kearah yang lebih baik bukannya memperburuk keadaan atau merusak tatanan yang telah ada. Calon-calon pemimpin yang akan datang, tokoh masyarakat atau bahkan menjadi panutan untuk orang lain.
Kilas balik sejarah bangsa kita Indonesia. Bukan fisik atau senjata menjadi tonggak awal kita merdeka tapi karena adanya inisiatif atau kesadaran para pemuda zaman perjuang waktu itu kita merdeka.Adanya sikap revolusioner dan motivasi diri maka pemuda saat itu bisa membawa negara kita mencapai kemerdekaan. Berdirinya Bung Tomo telah menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan rakyat indonesia. Ini artinya bahwa pemuda mampu menggapai apapun dan mampu membuat sebuah perubahan yang luar biasa. Bung tomo adalah organisasi perkumpulan pemuda yang pertama, lalu semangatnya telah memotivasi pemuda-pemuda lain sehingga terbentuklah organisasi pemuda-pemuda yang lain seperti jong java,jong sumatera, maupun jong-jong lainnya.
Dalam sebuah pidatonya, Soekarno pernah mengorbakan semangat juang Pemuda apa kata Sukarno “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Begitu besar peranan pemuda di mata Sukarno, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia menjadi negara Super Power.
Pemuda adalah sesuatu yang luar biasa, seperti yang telah dibicarakan sebelumnya walaupun emosi yang sangat labil tapi pemuda memiliki kelebihan-kelebihan yang menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri Perubahan. Tetapi sering kali informasi yang diterima tidak melalui seleksi yang ketat sehingga seorang pemuda mudah terbawa arus dan pengaruh media massa yang ada.
beberapa waktu terakhir, istilah ‘cabe-cabean’ dan ‘terong/-terongan’ sedang
ramai dibicarakan. Fenomena seperti apa itu hingga menjadi buah bibir
masyarakat saat ini? ‘Cabe-cabean’ dan ‘terong-terongan’ merupakan
sebutan-sebutan yang biasa digunakan oleh anak gaul zaman sekarang untuk
menyebut atau memberikan sebutan pada remaja putri maupun remaja putra yang
senangnya keluyuran malam dan nongkrong di tempat-tempat biasa mereka nongkrong
seperti di pinggiran jalan, di bawah jembatan, dan di banyak tempat lainnya,
yang beberapa tempat di antaranya merupakan tempat gelap sehingga meresahkan
karena digunakan sebagai tempat nongkrong. Bagaimana tidak meresahkan?
Terkadang mereka nongkrong di jalan-jalan gelap yang sangat sepi.
Cabe-cabean
maupun terong-terongan diidentikkan dengan remaja dengan gaya pakaian tertentu
dan tingkah laku remaja yang tidak pantas atau tidak baik, khususnya untuk
anak-anak seusia mereka yang umumnya berkisaran SMA dan SMP bahkan SD. Seperti
apa? Sedikit gambarannya seperti; ketika yang perempuan dengan usia mereka yang
masih tergolong anak-anak menggunakan baju you can see dengan dipadu-padankan
dengan celana pendek hot pants di tempat-tempat nongkrong dengan
berpasang-pasangan dengan anak laki-laki seusia mereka, apalagi di waktu malam
bahkan larut malam. Dan itu hanya satu dari sekian bentuk dari ciri-cirinya,
sedangkan terong-terongan tertuju pada remaja laki-laki yang tergolong alay
atau jamet dalam gaya berpakaian dan tingkah lakunya.
Jika kita
telusuri lebih jauh asal muasal sebenarnya kata cabe-cabean itu memiliki arti
yang lainnya bahkan kata tersebut merupakan singkatan, tapi berhubung singkatan
dari cabe-cabean tidak sopan maka saya tidak akan menuliskannya secara detail.
Asal usulnya cabe-cabean itu sendiri dari balapan liar yang juara atau menang
dalam perlombaan balapan tersebut mendapatkan
cabe, cabe-cabean maksudnya, nah itu yang namanya cabe-cabean.
Jika
arti/pengertian atau asal muasal kata cabe-cabean dan terong-terongan saja
negatif, akan jauh lebih baik menurut saya pribadi kata cabe-cabean dan
terong-terongan dicoret dari daftar suka kata yang tersimpan di kepala kita.
Karena saya khawatir ada di antara kita yang keceplosan ngatain orang dengan
sebutan tersebut yang akhirnya membuat rasa sakit hati pada orang lain.Bukankah
dalam agama dilarang menyebut orang lain dengan sebutan-sebutan buruk. Saya
juga gak yakin sih di antara kita akan sampai segitunya ngatain orang, tapi
paling tidak mengantisipasi.
“… janganlah kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk
sesudah iman, dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim.” (Al Hujurat: 11)
Lagi pula
kalau kita yang sudah tahu arti ataupun asal kata tersebut tidak baik, tidak
enak juga kan didengarnya?
Nah, yang
tak kalah pentingnya untuk dibahas tentang fenomena tersebut adalah faktor
penyebab cabe-cabean dan terong-terongan merebak di kalangan anak muda atau ABG
sekarang. Bahkan jika hal tersebut tetap dipopulerkan akan menimbulkan dampak
negatif yang lebih banyak lagi, fenomena ini sudah berpotensi memberikan
pengaruh buruk kepada remaja bahkan murid-murid sekolah dasar, belum lagi bila
dihubungkan dengan maraknya sekarang ini tindak asusila ataupun kekerasan
seksual pada anak maupun remaja yang menurut Komisi Perlindungan Anak atau KPAI
bahwa kejahatan seksual terhadap anak-anak sudah pada taraf “Bencana Nasional”.
Inilah yang harus menjadi kewajiban kita ke depan. Ingat loh, bukan hanya siaga
1 tapi AWAS!
Banyak
faktor yang menyebabkan fenomena cabe-cabean dan terong-terongan muncul. Mulai
dari faktor keluarga, dalam hal ini adalah orang tua yang musti menggodok
kembali kurikulum dalam keluarga tersebut agar berlandaskan nilai agama sebagai
pondasi awal kemudian menyusul nilai-nilai lainnya seperti nilai sosial, moral
dan budi pekerti. Jangan sampai orang tua kalah dengan anaknya. Lho? Lah kan
anak sekarang sudah semakin pintar, bukan berarti orang tuanya …..? Sebaliknya
loh, hanya saja terkadang banyak orang tua yang cenderung tidak mengikuti
perkembangan dunia remaja saat ini, padahal amat penting untuk diketahui orang
tua karena hal ini dapat membantu orang tua dalam memberikan penjelasan yang
lebih rinci dalam memberikan nasihat pada si anak sesuai fakta kekinian hingga
memberikan penjelasan yang mampu diterima dan dimengerti dengan baik, tidaklah
mudah menasihati anak pada saat ini karena mereka cenderung merasa mereka lebih
tahu, lebih paham dan merasa benar karena mereka yang menjalani sedangkan orang
tua dianggap tidak tahu apa-apa. Akan tetapi bukan pula orang tua bersikap otoriter, mengawasi gerak-gerik anak
setiap detiknya, memaksakan kehendak tidak boleh begini atau tidak boleh
begitu, hal tersebut malah akan membuat anak merasa tertekan, merasa diawasi,
merasa tidak dipercaya hingga merasa tidak nyaman. Anak-anak saat ini banyak
yang menuntut emansipasi anak-anak? Apa tuh? Itu loh wujud dari pembelaan
mereka dalam menentukan kebebasan dalam bergaul maupun mengemukakan pendapat dan
keinginan mereka, jika orang tua tidak dapat mengkomunikasikan dengan baik pada
si anak mereka akan mencari orang lain yang dapat lebih mengerti dan menerima
apa yang diinginkan mereka.
Kemudian selanjutnya faktor media, saat ini media
televisi khususnya, banyak mempertontonkan atau bahkan mencontohkan
perbuatan-perbuatan yang tidak baik seperti cara berpakaian atau pun
cinta-cintaan yang masih belum pantas untuk dialami oleh anak-anak, bukankah
kita juga sudah melihat bukti nyatanya bahwa pernah terjadi di mana sepasang
ABG yang bertengkar sampai berbuntut hilangnya nyawa, walaupun mungkin ada
faktor lain dari kejadian tersebut, tapi masa sih mereka tidak pernah atau
bahkan tidak terpengaruh pada apa yang mereka tonton sebelumnya? Paling tidak
saya yakin hal tersebut ikut andil. Kita harus cukup cerdas dalam menyaring
acara-acara ataupun channel televisi di rumah, membagi jam yang aman untuk
anak-anak khususnya menonton televisi merupakan salah satu langkah yang baik.
Dalam pertelevisian Indonesia ada komisi penyiaran yang bertugas membatasi
ataupun menyensor adegan-adegan yang tidak pantas dengan memberikan teguran
bertahap atau menghentikan suatu program acara akan tetapi rasanya tidak maksimal jika kita hanya mengandalkan
itu saja, kita punya hak untuk menuntut atau menghentikan suatu acara atau
program yang dianggap meresahkan secara langsung dengan memberikan teguran
kepada pihak stasiun TV terkait ataupun dengan memanfaatkan jejaring sosial
yang ada, mungkin akan sulit memang bila kita bergerak seorang diri, tapi
dengan semakin berkembangnya media yang ada akan dapat membantu kita
menggerakkan banyak orang dengan satu kepentingan yang sama.
Tentu
bukan hanya media televisi saja yang harus di waspadai, media sosial sekarang
ini bisa menjadi ancaman utama bila dalam penggunaannya tidak secara bijak.
Orang tua wajib memonitor aktivitas
anaknya di jejaring sosial, jadi orang tua pun harus melek internet, rasanya
tidak mungkin bila orang tua hanya mengawasi sepenuhnya kegiatan anaknya di
depan komputer, hal tersebut tidak akan maksimal bila orang tua tidak ikut
ambil bagian dalam aktivitas anaknya di dunia maya. Dan bagi kita yang aktif dalam berbagai media seperti
Twitter, Facebook dan lain sebagainya, harus memberikan contoh yang baik kepada
followers maupun pertemanan di sosial media secara lebih bijak seperti dengan
lebih banyak men-share- informasi-informasi bermanfaat, artikel mendidik
ataupun status yang tidak mengandung unsur negatif, jangan segan-segan
memblokir atau memberi pengaduan kepada Facebook terkait foto atau pun konten
yang dianggap meresahkan.
Faktor
berikutnya adalah faktor lingkungan, tempat di mana mereka bermain atau bergaul
seperti tempat nongkrong dan lingkungan terdekat lainnya seperti sekolah dan
teman-teman bergaulnya. Dari Abu Musa Asy-Asy’ari, Dia mengatakan bahwa,
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya,
perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk, adalah seperti penjual minyak
wangi dan tukang pandai besi. Seorang penjual minyak wangi akan memberi kamu
minyak, atau kamu membelinya, atau kamu mendapati bau yang harum darinya.
Sedangkan pandai besi, maka bisa jadi akan membakar bajumu dan bisa pula engkau
mendapati darinya bau yang busuk”. (HR. Muttafaq ‘Alaih).
Seperti
itulah pertemanan yang baik dan buruk. Berteman dengan orang baik, diumpamakan
berteman dengan penjual minyak wangi jika minyaknya tidak melekat pada kita,
baunya pun jadi. Sedangkan berteman dengan orang jahat, laksana berteman dengan
tukang pandai besi, jika hitamnya besi (kotorannya) tak melekat, paling tidak
asapnya yang bau itu mengenai kita. Walaupun kita tidak Ikut-ikutan berperilaku
jahat, paling tidak kita kena pengaruh dari kejahatannya. Seperti itulah
berteman dan bergaul, dalam lingkungan manapun kita berada harus menjaga diri.
Bagaimana dengan anak-anak yang mungkin belum mendengar hadits tersebut atau
belumlah paham? Itulah tugas
masing-masing dari kita yang harus saling mengingatkan, mengingatkan kepada
yang lebih tua dengan hormat, mengingatkan dari yang lebih muda dengan kasih
sayang dan mengingatkan dengan yang mungkin berbeda agama maupun suku dengan
kita dengan penuh saling pengertian. Di sini saya pun ingin mengingatkan orang
tua dan saya pun yang nantinya akan jadi orang tua untuk senantiasa mengingat
pesan dari Rasulullah dalam memilih Pertemanan, bukan hanya pertemanan sesama
orang tua, tapi orang tua yang juga harus tahu dengan siapa anaknya berteman.
Rasulullah saw bersabda:
“Seseorang
tergantung Agama temannya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian
melihat dengan siapa dia berteman”. (HR. Imam Abu Dawud).
Untuk
orang tua solusinya cuma satu jaga anak
masing-masing! Bentengi keluarga dengan agama, peduli pada lingkungan, tidak
apatis kepada sesama, jangan egois dengan hanya mengutamakan kepentingan
sendiri tapi juga harus peduli dan berbagi solusi pada persoalan bangsa ini.
Terima kasih, semoga bermanfaat!
kesimpulan; Jadi menurut saya peran orang tua sebagai pembimbing di sini sangat berpengaruh terhadap perkembangan diri anak mereka. Jika orang tua memberikan bimbingan dan perhatian yang cukup, maka anak-anak remaja mereka akan terhindar dari kebiasaan-kebiasaan jelek. Fenomena cabe-cabean ini dapat menjadi satu contoh kurangnya perhatian dan didikan orang tua.
Sumber: http://indomaterikuliah.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-pemuda-ilmu-budaya-dasar.html
http://www.dakwatuna.com/2014/05/24/50989/menghadapi-fenomena-cabe-cabean-dan-terong-terongan-orang-tua-harus-lebih-cerdas/#ixzz3Iskh8gBP
kesimpulan; Jadi menurut saya peran orang tua sebagai pembimbing di sini sangat berpengaruh terhadap perkembangan diri anak mereka. Jika orang tua memberikan bimbingan dan perhatian yang cukup, maka anak-anak remaja mereka akan terhindar dari kebiasaan-kebiasaan jelek. Fenomena cabe-cabean ini dapat menjadi satu contoh kurangnya perhatian dan didikan orang tua.
Sumber: http://indomaterikuliah.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-pemuda-ilmu-budaya-dasar.html
http://www.dakwatuna.com/2014/05/24/50989/menghadapi-fenomena-cabe-cabean-dan-terong-terongan-orang-tua-harus-lebih-cerdas/#ixzz3Iskh8gBP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar