MAKALAH
TUGAS 2 TEKNIK
PERAWATAN
RUANG BAKAR
Disusun
Oleh :
NAMA : Ari Tri Wibowo
NPM : 20415959
KELAS : 3IC07
JURUSAN TEKNIK
MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BEKASI
2018
PENDAHULUAN
BAB
I
1.1
Latar
Belakang
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah merambah kedalam banyak bidang ilmu
pengetahuan, tidak terkeciali dalam bidang teknik otomotif. Perkembangan
otomotif sekarang ini sangatlah pesat. Kehidupan sekang ini tidak jauh dari
transportasi sperti kendaraan motor, mobil dan yang lainnya karena sudah
menjadi kebutuhan sebagai alat transportasi dalam mendistribusikan bidang
sandang, pangan dan papan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dibidang
teknik otomotif, terdapat banyak sistem seperti sistem penggerak, chasis,
electrical, pendingin, bahan bakar, pengereman dll. Dalam pengaplikasian ilmu
otomotif agar dapat melakukan perawataan pada mesin. mesin beroperasi sesuai
kebutuhan manusia akan mengalami penurunan performa dari setiap sistem yang ada
dikendaraan tersebut, maka dari itu perlu dilakukan service berkala sesuai
dengan kerusakannya.
Dalam
suatu kendaraan pasti memiliki ruang bakar maka dari itu perlu diakukan
perawatan berkala. Tujuan dari perawatan ruang bakar adalah agar mesin tetap
selalu Sistem bahan bakar dalam suatu mesin merupakan suatu sistem yang sangat
dominan dalam menentukan unjuk kerja mesin .Suatu rangkaian mesin motor ,akan
memberikan daya yang optimal bila seluruh sistem yang bekerja pada motor
tersebut berfungsi dengan baik begitu pula kerja pada sistem bahan bakar
,kelancaran kerja pada sistem ini akan berpengaruh besar pada efisiensi dan
daya kerja motor .Salah satu cara agar sistem bahan bakar bekerja dengan
optimal yaitu dengan perawatan dan perbaikan sistem bahan bakar.
Sistem
bahan bakar akan bekerja optimal jika seluruh komponen bekerja dengan baik
sesuai dengan yang dikehendaki . Sistem bahan bakar dalam suatu mesin merupakan
suatu sistem yang sangat dominan dalam menentukan unjuk kerja mesin .Suatu
rangkaian mesin motor ,akan memberikan daya yang optimal bila seluruh sistem
yang bekerja pada motor tersebut berfungsi dengan baik begitu pula kerja pada
sistem bahan bakar ,kelancaran kerja pada sistem ini akan berpengaruh besar
pada efisiensi dan daya kerja motor .Salah satu cara agar sistem bahan bakar
bekerja dengan optimal yaitu dengan perawatan dan perbaikan sistem bahan bakar.
Sistem bahan bakar akan bekerja optimal jika seluruh komponen bekerja dengan baik sesuai dengan yang dikehendaki .
Sistem bahan bakar akan bekerja optimal jika seluruh komponen bekerja dengan baik sesuai dengan yang dikehendaki .
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Mengapa
terjadinya penurunan performa tenaga mesin.
2. Mengapa terjadi
kerak pada ruang bakar .
1.3
Batasan
Masalah
Terbentuknya
batasan masalah yang terjadi karena luasnya ruang lingkup yang berkaitan dengan
tugas matakuliah teknik perawatan mesin, dan keterbatasan kemampuan, biaya,
waktu dan lain-lain. Maka permasalahan yang dibahas pada penelitian ini
meliputi, kenapa terjadi penurunan performa tenaga mesin dan mengapa terjadinya
kerak pada ruang bakar.
1.4
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari penilitian ini adalah :
1. Memahami
sistem dan prinsip kerja perawatan ruang bakar.
2.
Memahami fungsi dan komponen yang ada
pada bagian-bagian ruang bakan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Umum Mesin Bensin
Motor
bakar adalah jenis mesin kalor yang termasuk Mesin Pembakaran Dalam (Internal Combustion Engine). Internal
Combustion Engine (I.C. Engine) adalah mesin kalor yang mengubah energi kimia
bahan bakar menjadi kerja mekanis, yaitu dalam bentuk putaran poros. Energi kimia
bahan bakar pertama diubah menjadi energi panas melalui proses pembakaran atau
oksidasi dengan udara dalam mesin. Energi panas ini meningkatkan temperatur dan
tekanan gas pada ruang bakar. Gas bertekanan tinggi ini kemudian berekspansi
melawan mekanisme mekanik mesin. Ekspansi ini diubah oleh mekanisme link
menjadi putaran crankshaft, yang merupakan output dari mesin tersebut.
Crankshaft selanjutnya dihubungkan ke sistem transmisi oleh sebuah poros untuk
mentransmisikan daya atau energi putaran mekanis yang selanjutnya energi ini
dimanfaatkan sesuai dengan keperluan.
Siklus
Otto pada mesin bensin disebut juga dengan siklus volume konstan, dimana
pembakaran terjadi pada saat volume konstan. Pada mesin bensin dengan siklus
Otto dikenal dua jenis mesin, yaitu mesin 4 langkah (four stroke) dan 2 langkah (two
stroke). Untuk mesin 4 langkah terdapat 4 kali gerakan piston atau 2 kali
putaran poros engkol (crank shaft)
untuk tiap siklus pembakaran, sedangkan untuk mesin 2 langkah terdapat 2 kali
gerakan piston atau 1 kali putaran poros engkol untuk tiap siklus pembakaran.
Sementara yang dimaksud langkah adalah gerakan piston dari TMA (Titik Mati
Atas) atau TDC (Top Death Center)
sampai TMB (Titik Mati Bawah) atau BDC
(Bottom Death Center) maupun
sebaliknya dari TMB ke TMA
.
2.2 Siklus Udara
Volume Konstan (Siklus Otto)
Motor bensin adalah jenis motor
bakar torak yang bekerja berdasarkan siklus volume konstan, karena saat
pemasukan kalor (langkah pembakaran) dan pengeluaran kalor terjadi pada volume
konstan. Siklus ini adalah siklus yang ideal. Seperti yang terlihat di diagram
P – V Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Diagram P – V Siklus
Otto (siklus Volume Konstan).
Adapun siklus ini adalah sebagai berikut :
1. Langkah 0 – 1 adalah langkah hisap,
yang terjadi pada tekanan (P) konstan.
2. Langkah 1 – 2 adalah langkah
kompresi, pada kondisi isentropik.
3.
Langkah 2 – 3 adalah dianggap sebagai proses pemasukan kalor
pada volume konstan.
4. Langkah 3 – 4 adalah proses
ekspansi, yang terjadi secara isentropik.
5. Langkah 4 – 1 adalah langkah
pengeluaran kalor pada volume konstan.
6.
Langkah
1 – 0 adalah proses tekanan konstan.
2.3 Bahan Bakar
Bahan
bakar pada umumnya merupakan suatu senyawa yang mengandung unsur hidrokarbon.
Hampir semua jenis bahan bakar yang beredar di pasaran berasal dari minyak bumi
beserta turunannya yang kemudian diolah menjadi berbagai macam dan jenis bahan
bakar. Bahan itu sendiri sangat diperlukan dalam proses pembakaran yang terjadi
di ruang bakar. Bahan bakar yang digunakan motor bakar harus memenuhi kriteria
sifat fisik dan sifat kimia, antara lain :
a.
nilai
bakar bahan bakar itu sendiri
b.
densitas
energi yang tinggi
c.
tidak
beracun
d.
stabilitas
panas
e.
rendah
polusi
f.
mudah dipakai dan disimpan
Sedangkan sifat alamiah dari bahan bakar itu sendiri:
a.
Volatility (Penguapan)
adalah kemampuan menguap dari bahan bakar
pada temperatur tertentu dalam proses destilasi.
b.
Titik nyala adalah temperatur tertentu dimana bahan bakar
dapat terbakar dengan sendirinya tanpa bantuan percikan api.
c.
Gravitasi spesifik, merupakan perbandingan berat jenis bahan
bakar terhadap acuan tertentu (terhadap berat jenis udara ataupun air).
d.
Nilai bakar, merupakan jumlah energi yang terkandung dalam
bahan bakar.
Bahan
bakar yang digunakan dalam motor bakar dapat dibedakan menurut wujudnya menjadi
3 kelompok, yaitu gas, cair, dan padat. Bahan bakar gas pada saat ini biasanya
berasal dari gas alam, sedangkan bahan bakar cair berasal dari hasil
penyulingan minyak bumi. Bahan bakar padat biasanya berupa batu bara. Adapun
kriteria utama yang harus dipenuhi bahan bakar yang akan digunakan dalam motor
bakar adalah sebagai berikut :
a. Proses
pembakaran bahan bakar dalam silinder harus secepat mungkin dan panas yang dihasilkan harus
tinggi.
b.
Bahan bakar yang digunakan harus tidak meninggalkan endapan
atau deposit setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada
dinding silinder.
c. Gas sisa
pembakaran harus tidak berbahaya pada saat dilepaskan ke atmosfer.
2.3.1 Premium
Pada bahan bakar kita mengenal angka
oktan. Bilangan oktan suatu bahan bakar diukur dengan mesin CFR (Coordinating Fuel Research), yaitu
sebuah mesin penguji yang perbandingan kompresinya dapat diubah-ubah. Di dalam
pengukuran itu ditetapkan kondisi standar operasinya (putaran, temperatur,
tekanan, kelembaban udara masuk, dan sebagainya).
Untuk motor bensin ditetapkan
heptana normal dan isooktana sebagai bahan bakar pembanding. Heptana normal (C7H16)
adalah bahan bakar yang mudah berdetonasi di dalam motor bakar oleh karena itu
dinyatakan sebagai bahan bakar dengan bilangan oktan nol. Iso-oktana (2,2,4-trimethylpentane)
adalah bahan bakar hidrokarbon yang tidak mudah berdetonasi dan dinyatakan
dengan bilangan oktan 100.
Bensin yang dihasilkan dari
penyulingan minyak bumi, terkadang kurang memuaskan secara mutu untuk
penggunaan pada motor bakar. Biasanya sebelum digunakan, bensin ditambah dengan
suatu aditif yang dapat memperbaiki kualitas dari bensin itu sendiri. Aditif
tersebut antara lain adalah TEL (Tetra Ethyl
Lead / (C2H5)4Pb) atau TML (Tetra Methyl Lead / (CH3)4Pb).
Aditif ini berfungsi sebagai zat anti knocking karena dengan penambahan zat ini
pada bahan bakar bensin dapat meningkatkan angka oktan sehingga ketika
dikompresikan dalam ruang ruang bakar tidak menimbulkan knocking atau detonasi.
Angka oktan bensin semula berkisar antara 75 sampai 85, sedangkan setelah
penambahan zat aditif ini angka oktan bensin dapat meningkat menjadi 90 sampai
95. TEL mempunyai sifat larut dalam bensin dan mendidih pada temperatur 2000
C, serta mempunyai berat sekitar 1,7 kg/liter. Kandungan utama dari TEL adalah
timbal dimana timbal merupakan partikel berat yang sangat berbahaya bagi umat
manusia.
Bahan
bakar bensin adalah senyawa hidrokarbon yang kandungan oktana atau isooktananya
tinggi. Senyawa oktana adalah senyawa hidrokarbon yang digunakan sebagai
patokan untuk menentukan kualitas bahan bakar bensin yang dikenal dengan
istilah angka oktana. Dalam pengertian ini bahan bakar bensin dibandingkan
dengan campuran isooktana atau 2,3,4 trimetilpentana dengan heptana. Isooktana
dianggap sebagai bahan bakar paling baik karena hanya pada kompresi tinggi saja
isooktana memberikan bunyi ketukan (detonasi) pada mesin. Sebaliknya, heptana
dianggap sebagai bahan bakar paling buruk. Angka oktana 100, artinya bahan
bakar bensin tersebut setara dengan isooktana murni. Angka oktana 80, artinya
bensin tersebut merupakan campuran 80% isooktana dan 20% heptana.
2.4 Jenis
dan macam ruang bakar
Ruang
bakar disebut juga dengan Combustion chamber. pada motor bensin ruang bakar ini
terdapat beberapa jenis dan macamnya, Berikut jenis dan macam-macam ruang bakar
pada motor bensin:
1. Ruang
bakar setengah bulat - jenis ruang bakar
Jenis ruang bakar yang pertama adalah ruang bakar
setengan bulat, combustion chamber tipe ini memiliki permukaan yang lebih kecil
bila dibandingkan dengan ruang bakar yang lain dengan kapasitas mesin yang
sama. Ruang bakar ini mempunyai efisiensi panas yang sangat tinggi, selain itu
juga kontruksi dari ruang bakar jenis ini lebih sempurna. Akan tetapi
combustion chamber tipe ini juga mempunyai kekurangan, yaitu rumit dalam hal penempatan mekanisme
katupnya.
Untuk kontruksi dari macam ruang bakar ini dapat anda lihat pada gambar dibawah
ini :
2.
Ruang bakar model baji - macam ruang bakar
Macam ruang bakar yang kedua adalah model
baji, model ruang bakar yang satu ini juga memiliki efisiensi panas yang baik,
selain itu juga mempunyai kontruksi mekanisme katup yang
lebih sederhana lagi bila dibandingkan dengan ruang bakar setengah bulat.
Kontruksi dari ruang bakar tipe baji, dapat anda lihat pada gambar dibawah ini.
3.
Ruang bakar tipe bak mandi - macam ruang bakar
Jenis ruang bakar yang ketiga adalah model
bak mandi, sesuai dengan namanya ruang bakar model ini memang seperti bak
mandi. Kontruksi dari ruang bakar model bak mandi ini cukup sederhana, sehingga
biaya produksinya pun tidak mahal. Hal ini dikarenakan katup yang digunakan
memiliki diameter yang kecil. Dengan bentuk ruang bakar yang menyerupai bak
mandi, maka nantinya akan terjadi pusaran gas yang berguna untuk memaksimalkan
pembakaran. Sama dengan ruang bakar yang lain, ruang bakar tipe ini juga
mempunya kerugian. Kerugiannya adalah pada saat menghisap campuran udara dan bahan
bakar, atau pada saat membuang gas hasil pembakaran kurang sempurna bila
dibandingkan dengan jenis ruang bakar yang lainnya.
4.
Ruang bakar model pent roof - jenis ruang bakar
Macam ruang bakar yang keempat adalah
ruang bakar model pent roof, model ini berbentuk segi empat, dan apabila
dihubungkan ke titik pusat hampir sama dengan atap suatu bangunan, sehingga
disebut dengan pent roof. Karena bentuknya yang seperti atap rumah, ruang bakar
ini digunakan pada mesin yang memiliki katup dengan jumlah yang melebihi 2
setiap silindernya.
Kelebihan
dari ruang bakar model ini adalah memberikan efek semburan gas yaang lebih
cepat terbakar, dan penempatan spark plug berada di tengah dari ruang bakar.
2.5.1
Komponen
– komponen pada sistem ruang bakar
1.
Blok silinder (Cylinder Block)
fungsi
: sebagai tempat untuk menghasilkan energi panas dari proses pembakaran bahan
bakar.
Gambar 2.6 Blok silinder (Cylinder Block)
2.
Torak (piston)
fungsi
: untuk memindahkan tenaga yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar ke poros engkol (crank
shaft) melalui batang torak (connecting road).
Gambar 2.7 Torak (piston)
3. Cincin Torak (Ring piston)
fungsi: - Mencegah kebocoran gas
bahan bakar saat langkah kompresi dan usaha.
- Mencegah
masuknya oli pelumas ke ruang bakar.
-
Memindahkan panas dari piston ke dinding silinder.
Gambar
2.8 Cincin Torak (Ring piston)
4. Batang Torak (Connecting Rod)
fungsi: Menerima tenaga dari piston yang diperoleh dari
pembakaran bahan bakar dan meneruskannya keporos engkol.
Gambar
2.9 Batang Torak (Connecting Rod)
5.
Poros Engkol (crank shaft)
fungsi:
Mengubah gerak naik turun torak menjadi gerak berputar yang akhirnya
menggerakkan roda-roda.
Gambar 2.10 Poros
Engkol (crank shaft)
6. Bantalan (Bearing)
fungsi: Mencegah keausan dan
mengurangi gesekan pada poros engkol.
Gambar
2.11 Bantalan
(Bearing)
7. Roda Penerus (Fly Wheel)
fungsi: Menyimpan tenaga putar (
inertia ) yang dihasilkan pada
langkah usaha, agar poros engkol tetap berputar terus pada langkah
lainnya.
Gambar
2.12 Roda Penerus (Fly Wheel)
8.
Katup (Valve)
fungsi: Membuka dan menutup saluran masuk dan saluran buang.
Gambar 2.13 Katup (Valve)
9.
Pegas Katup (Valve Spring)
fungsi:
Mengembalikan katup pada kedudukan/posisi semula dan memberi tekanan pada katup
agar dapat menutup dengan rapat
Gambar
2.14 Pegas Katup (Valve
Spring)
10. Tuas Katup ( Rocker arm )
fungsi: Menekan katup - katup
sehingga dapat membuka dan menutup.
Gambar
2.15 Tuas Katup ( Rocker arm )
11. Poros Bubungan / Poros Nok (
camshaft )
fungsi: Membuka dan menutup katup
sesuai dengan waktu
( Timming ) yang telah ditentukan.
Gambar
2.16 Poros Bubungan / Poros Nok ( camshaft )
12. Pena Torak ( Piston pin )
fungsi: Menghubungkan torak dengan connecting rod melalui lubang bushing.
Gambar 2.17 Pena Torak ( Piston pin
)
13. Kepala Silinder ( Cylinder Head
)
fungsi: Tempat kedudukan mekanisme
katup, ruang bakar, busi dan
sebagai tutup blok silinder.
Gambar 2.18 Kepala Silinder (
Cylinder Head )
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Flowchart
Perawatan Ruang Bakar Pada mobil
Rusak
Tidak Rusak
Gambar 3.1 Flowchart Perawatan Ruang Bakar Pada
mobil
3.2 Proses Perawatan Ruang Bakar Pada mobil
3.2.1
Alat dan Bahan
Pada
penelitian ini bahan yang diperlukan seluruh komponen sistem pendingin
radiator. Alat-alat yang digunakan sebagai berikut:
3.2.2 Pembongkaran Mesin
Proses overhaul dilakukan
dengan membongkar seluruh mekanisme komponen mesin, hal tersebut dilakukan guna
mengetahui kondisi komponen-komponen didalamnya, serta untuk menganalisa
kerusakan yang terjadi didalam mekanisme tersebut. Adapun proses yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
Sebelum melakukan pembongkaran, untuk mempermudah pekerjaan seluruh
komponen engine di angkat dari engine bay. Proses yang dilakukan
sebelum mengeluarkan mesin yaitu :
1.
Mengeluarkan mesin dari engine
bay
a.
Meguras air pendingin mesin.
b.
Melepaskan kabel tegangan tinggi dari busi.
c.
Melepaskan busi.
d.
Lepaskan selang bahan bakar dan selang vakum..
e.
Melepasakan selang PVC dari tutup kepala silinder di lepas, 8 baut
pengikat exhaust manifold.
f.
Melepaskan selang bypass
air.
g.
Melepaskan belt
alternator, kompresor dan kipas radiator.
h.
Melepaskan 2 buah baut pengikat engine pada engine mounting.
i.
Memasangkan tali mengitari mesin agar saat di angkat beban tali
tidak tertuju pada satu titik.
Setelah mesin di keluarkan dari engine
bay proses selanjutnya yaitu melakukan pembongkaran selanjutnya yang
meliputi mekanisme katup, kepala silinder, mekanisme engkol, dan blok silinder.
2.Membongkar timing belt.
a.
Jika pully pompa air, tali kipas, alternator dan kompresor sudah di
lepaskan sabuknya, langkah selanjutnya,
b.
Melepaskan 4 baut pully
kemudian melepaskan pully.
c.
Melepaskan dudukan fan
radiator.
d.
Membuka cover timing belt
bagian atas dan juga bawah.
Mengendorkan
baut tensioner timing belt
3.
Membongkar kepala silinder dan mekanisme katup.
a.
Membuka rockr cover.
Dengan melepaskan 2 buah baut yang mengikatnya. Saat mengangkat hati-hati
karena gasket yang digunakan untuk mencegah keluarnya oli dari mekanisme katup.
b.
Membuka baut rocker arm
and shafts yang berjumlah 10 buah dengan menggunakan kunci shock untuk mencegah
rusaknya baut.
c. Melepaskan camshaft dari dudukannya.
Secara merata baut-baut
pengikat kepala silinder dikendorkan dan dilepas dalam beberapa tahap, untuk
mencegah kebengkokan atau keretakan pada kepala silinder. Kemudian kepala
silinder diturunkan dengan hati-hati dari trainer.
d. Untuk melepas katup-katup digunakan valve spring compessor kemudian menyusun pegas katup, dudukan
katup, penahan katup dan katup secara berurutan untuk mencegah tertukarnya
komponen.
4.
Membongkar blok silinder dan mekanisme engkol.
a.
Mengeluarkan oli yang ada dalam mesin melalui baut pembuangan yang ada di bak
oli.
b. Membuka bak oli / oil pan.
c. Membongkar blok silinder dilakukan setelah hampir keseluruhan
sistem dibongkar. Pertama flywhell
dilepas,
d. Baut penahan oil seal
belakang dan gasketnya dilepas.
e. Melepas connecting rod cap dan bantalannya.
f. Piston di tekan dan connecting
rod keluar dari silinder, kemudian piston,
connecting rod, connecting rod cap dan bantalannya disusun secara berurutan.
g. Piston ring di lepas untuk dilakukan pengecekan.
h. Snapring pada piston pin
dilepas, kemudian piston pin, torak
dan connecting road.
i. 10 baut main bearing cap
dikendorkan dan dilepas secara merata dan bertahap, kemudian main bearing cap dan bantalan crankshaft bagian bawah dilepas.
Kemudian disusun dengan urutan yang benar untuk menghindari komponen yang
tertukar.
j. Crankshaft dikeluarkan
dari blok silinder dan bantalan crankshaft bagian atas bersama trust washer atas dilepas, kemudian
disusun dengan urutan yang benar atau di beri tanda untuk mengindarkan
kompenennya tertukar.
3.2.3 Pembongkaran Mesin
Proses ini meliputi seluruh
komponen yang telah di bongkar menggunakan bensin ataupun campuran dari solar
dan detergent sebagai pelarut kotoran, disikat menggunakan sikat yang sedikit
keras. Untuk membersihkan material gasket menggunakan scrap dan untuk material
karbon yang terdapat pada ruang bakar, piston dan katup-katup dapat dikikis
menggunakan sikat kawat. Dalam proses pembersihan menggunakan sikat kawat harus
berhati-hati agar komponen tidak rusak atau cacat karene terlalu keras saat
menggunakan sikat kawat.
3.2.4 Melakukan
Pemeriksaan dan Pengukuran.
Proses pemeriksaan dan analisa meliputi mekanisme katup, kepala
silinder,mekanisme engkol dan blok silinder. Pemeriksaan menggunakan buku
panduaan manual book Mitsubishi Engine
4G3-Series.
1.
Pemeriksaan
dan pengukuran blok silinder.
1) Pemeriksaan secara visual.
Gambar 3.1. Blok Silinder.
- Hasil Pemeriksaan : Blok
silinder dalam kondisi prima dan tidak mengalami kerusakan yang membutuhkan
perbaikan, hanya membutuhkan perawatan untuk membersihkan water jacket.
- Analisa dan Kesimpulan :
Kondisi blok silinder tidak memerlukan perbaikan.
2)
Mengukur keovalan dan ketirusan lubang silinder menurut arah aksial
dan arah dorong di bagian atas, tengah dan bawah menggunakan cylinder bore gauge (ukuran lubang
standar – mm). Adapun tahapan-tahapan dari pengukuran cylinder linier adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan alat dan block cylinder yang akan diukur, alat
yang digunakan dalam proses pengukuran ini adalah micrometer secrup, vernier
calliper dan bore gauge.
Adapun tahapan-tahapan dari pengukuran cylinder linier adalah
sebagai berikut:
1. Mempersiapkan alat
dan block cylinder yang akan diukur, alat yang digunakan dalam proses pengukuran
ini adalah micrometer secrup,vernier calliper dan bore gauge.
2. Mengukur bagian atas
dari lubang silinder yang tidak termakanoleh ring piston dengan menggunakan
vernier calliper, hal inibertujuan untuk mengetahui oversize cylinder dan untuk
mengkalibrasi bore gauge.
3.Kalibrasi micro meter secrup dan atur sesuai
diameter silinder
Gambar
3.2. Skema penyetelan dial
gauge
-Kalibrasi
bore gauge hingga menujukan angka 0 dengan menggnakan micrometer secrup yang
telah diatur ukurannya sesuai diameter silinder.
-Setelah alat dikalibrasi, langkah selanjutnya adalah mengukur diameter
silinder dengan menggunakan bore gauge. Pengukuran dilakukan dengan memasukan
bore gauge ke dalam silinder dan ukur secara silang atau X dan Y, di tiga titik
ruang silinder yaitu atas, tengah dan bawah.
Gambar
3.3. Mengukur bangian atas, tengah, bawah lubang silinder.
Gambar 3.4. Pengukuran Blok silinder.
3.4.5. Perbaikan dan Penggantian Komponen.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan
pengukuran hal selanjutnya yang dilakukan adalah mengganti komponen yang sudah
melebihi batas limit ukuran standar. Komponen yang harus di ganti dan
diperbaiki adalah :
Penggantian gasket full ,
Penggantian Ring Piston , Mengganti
Bantalan main jurnal dan crank
pin, Mengganti pompa oli, Perbaikan pada poros engkol.
Proses perbaikan dan penggantian komponen-komponen diatas akan dirincikan
sebagai berikut:
1. Penggantian
gasket full.
Proses ini dilakukan bersamaan saat perakitan, semua
gasket dan seal yang tidak bisa dipakai lagi diganti.
Dalam pemasangannya gasket harus sesuai posisinya, tidak boleh terbalik atau
sampai menutupi saluran-saluran tertentu.
Gambar
3.5. Full Gasket
2. Penggantian
ring piston.
Penggantian
ring piston diharuskan karena celah clereance ring
piston dengan dinding blok silinder sudah melebihi standar yang telah
ditetapkan dan akan mengakibatkan kebocoran kompresi serta tenaga yang di
hasilkan oleh mesin menjadi tidak maksimal.
3.4.6. Proses
Perakitan.
A. Merakit blok silinder dan mekanisme engkol.
1) Crankshaft
dipasang
pada blok silinder.
2)
Baut main bearing cap di
olesi oli, kemudian dipasang dan dikencangkan secara bertahap sambil memutarkan
crankshaft. Pengencangan
menggunakan kunci momen sampai momen
spesifikasi.
(53 Nm / 5,3 kgm)
3)
Piston pin dan
lubang piston diolesi oli, kemudian diluruskan
tanda depan pada piston dan
connecting rod sambil menekan piston
pin masuk
lubang piston.
4) Pasang
snapring pada piston
pin.
5) Ring
oli dan
2 rel sisi dipasang menggunakan tangan.
6) 2
ring kompresi dipasang dengan tanda menghadap keatas
menggunakan tangan ataupun menggunakan piston ring expander. ujung-ujung
piston ring diposisikan agar tak segaris ( untuk mencegah terjadinya kebocoran
kompresi).
7) Bantalan
crank pin poros engkol dipasang.
8) Memasang
piston kedalam silinder sesuai dengan nomornya dan tanda peasangannya menghadap
kedepan dengan menggunakan piston ring compressor.
9) Connecting
rod cap di
pasang dengan nomor dan tanda
pemasangannya
menghadap ke depan.
10)Baut connecting rod cap dipasang
sesuai momen spesifikasinya menggunakan bantuan dari kunci momen. ( 34 Nm / 3,4
kgm).
11)Putar
poros engkol sampai putarannya lembut.
12)Pasang
penahan oil seal belakang dan pasang
gasket.
13)Pasang
oil pan dan kencangkab baut-baut pada oil
pan secara
merata agar tidak terjadi kebocoran.
B.
Merakit kepala silinder dan mekanisme katup.
1) Pasang
Oil seal katup.
2) Dudukan
pegas, katup dan pegas dipasang kemudian pegas ditekan dengan menggunakan valve
spring compressor dan penahan pegas dipasang.
3) Setelah
pegas terpasang, kemudian ujung-ujung batang katup dipukul agar pegas berada
pada tempatnya dengan sempurna untuk mencegah kebocoran kompresi.
4) Permukaan
blok silinder dibersihkan dan gasket kepala silinder pada blok silinder
dipasang, meluruskan lubang-lubang baut, air dan oli.
5)
Permukaan silinder dibersihkan kemudian
diletakkan pada posisinya diatas gasket.
6) Ujung-ujung
baut kepala silinder diolesi oli dan dipasang pada kepala silinder. Baut-baut
dikencangkan secara berurutan sesuai dengan momen spesifikasi dengan
menggunakan kunci momen. (Spesifikasi momen pengencangan 73 Nm / 7,3 kgm)
7) Pasang
Camshaft pada dudukannya.
8)
Memasang rockr arm,
pastikan silinder 1 dalam posisi TMA untuk memudahkan penyetelan katup dan juga
pemasangan camshaft, kencangkan baut pengikat rock
arm
9) Memasang
camshaft sprocket .
10) Memasang
rockr cover.
C.
Memasang pompa oli dan timing belt.
1) Posisikan
piston silinder 1 pada TMA dengan cara
memutar poros engkol.
2)
Posisikan tanda pada camshaft
sprocket dan crankshaft sprocket dengan
tanda yang ada pada body.
3)
Sesuaikan tanda pada oil
pump sprocket dengan tanda yang ada pada body
mesin.
4) Kendurkan
baut tensioner pada mounting engine.
5) Pasang
timing belt pada crankshaft
sprocket, oil pump sprocket dan camshaft
sprocket.
6)
Putar crankshaft searah
jarum jam sampai 2 gigi pada camshaft sprocket melewati
tanda pada body.
7)
Kencangkan mur pada tensioner.
Gambar 3.6. Pemasangan timing belt
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengukuran
menunjukkan bahwa lubang silinder telah di atas ukuran standarnya dan sudah di
oversize ukuran 50. Kondisi lubang terdapat sedikit goresan tetapi tidak
memerlukan oversize kembali karena masih dalam batas pemakaian. Goresan yang
ada bisa di karenakan pada saat awal oversize ukuran lubang silinder masih
terlalu sempit sehingga ring piston mengalami gesekan yang keras dengan dinding
silinder. Pada visual Blok silinder dalam kondisi prima dan tidak mengalami
kerusakan yang membutuhkan perbaikan, hanya membutuhkan perawatan untuk
membersihkan water jacket.