Rabu, 14 Oktober 2015

 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
  1. Fungsi biologis
    1. Untuk meneruskan keturunan.
    2. Memelihara dan membesarkan anak.
    3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
    4. Memelihara dan merawat anggota keluarga.
        2.   Fungsi Psikologis
    1. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
    2. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
    3. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
    4. Memberikan Identitas anggota keluarga.
3.   Fungsi Sosialisasi
    1. Membina sosialisasi pada anak. 
    2. Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
    3. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
4.   Fungsi Ekonomi
    1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 
    2. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
    3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.
5.   Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan dan membentuk  perilaku anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang  dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Ahli lain membagi fungsi keluarga, sebagai berikut :
      1. Fungsi Pendidikan : Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
      2. Fungsi Sosialisasi anak : Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
      3. Fungsi Perlindungan: Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
      4. Fungsi Perasaan : Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
      5. Fungsi Religius : Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk meyakinkan bahwa ada kehidupan lain setelah  dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif 
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
8. Fungsi Biologis 
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.


Di kutipan kali ini saya ingin ngeshard pelajaran yang kemaren guru ku kasih yaitu ,bentuk-bentuk interaksi sosial. nah kawan...sebelum kita mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial kita harus memahami terlebih dahulu interaksi sosial itu sendiri. 
Interaksi Sosial menurut menurut Shaw (Ali,2004:87) merupakan suatu pertukaran antar pribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. sedangkan
           Secara definisi interaksi sosial adalah
hubungan-hubungan sosial timbal balik yang dinamis,menyangkut hubungan antara orang-orang secara perseorangan,antara kelompok-kelompok manusia,maupun atar orang dengan kelompok-kelompok manusia.
Nah itu merupakan pengertian dari interaksi sosial ,sekarang kita akan memahami tentang apa itu bentuk-bentuk interaksi sosial .

Dalam sosiologi,bentuk-bentuk interaksi sosial dapat bersifat mengabungkan seperti terjadinya kerjasama,akomodasi dan asimilasi serta dapat bersifat menceraikan seperti terjadinya persaingan (kompetisi),contravention,maupun pertentangan/pertikaian (konflik)

1.bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat menggabunggkan/asosiatif yaitu interaksi yang mengarah kepada bentuk-bentuk hubungan atau gabungan
  Bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat menggabungkan atau mempersatukan di dalam sosiologi di sebut sebagai interaksi sosial yang bersifat asosiatif.
Adapun macam-macam jenisnya sebagai berikut :
A. KERJA SAMA (Cooperation)
   Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.bentuk kerjasama timbul karena adanya orientasi orang-perorangan terhadap kelompok luarnya.menurut Charles H. Cooley ,kerjasama akan timbul apabila setiap orang menyadari akan adanya kepentingan yang sama dan pada saat bersamaanmempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendirimelalui kerja sama Misal, gotongroyong membersihkan halaman sekolah.
Bentuk Kerja Sama Dapat Dibedakan Menjadi Dua Yaitu Sebagai Berikut:
a. Kerja sama spontan atau (spontaneous cooperation) adalah bentuk kerja sama atas dasar spontanitas. Misalnya, pendukung suatu klub sepak bola yang tidak bisa menerima kekalahan dari grup lain, kemudian secara spontan melemparkan botol-botol minuman ketengah lapangan untuk mengacaukan permainan.
b. Kerja sama langsung (Directed Cooperation) adalah bentuk kerja sama yang merupakan hasil dari perintah atasan. Misalnya, TNI masuk desa sebagai salah satu bentuk kemanunggalan TNI dengan rakyat.

Jenis-jenis Keja Sama Langsung Ada Dua Yaitu Sebagai berikut:
  1. Kerja sama kontrak atau (Contractual Cooperation) yaitu bentuk kerja sama atas dasar motif tertentu.
  2. Kerja sama tradisional (Traditional Cooperation) yaitu bentuk kerja sama sebagai bagian dari unsur sosial. Misalnya kegiatan pemugaran dan pembangunan rumah dikawasan permukiman.

B. AKOMODASI (Accomodation)
   Suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok – kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.proses akomodasi sendiri adalah
Suatu proses dimana orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia mula-mula saling bertentangan kemudian saling mengadakan penyesuaiyan untuk selanjutnya mengatasi ketegangan yang ada.
menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan antara lain dengan cara:
  1. Mengurangi konflik antar individu atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
  2. Mencegah meledaknya konflik sementara waktu.
  3. Memungkinkan terjadinya kerja sama antar kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai faktor-faktor sosial dan kebudayaan.
  4. Mengusahakan peleburan antar kelompok sosial.

C. ASIMILASI (Assimilation)
   Asimilasi adalah Proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.dikatakan bahwa apabila orang-orang asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau masyarakat,maka dia tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut yang mengakibatkan mereka bagaikan orang asing.
Asimilasi akan terjadi jika terdapat hal-hal sebagai berikut:
  1. Kelompok manusia yang berbeda kebudayaan.
  2. Orang sebagai anggota kelompok tertentu saling bergaul secara langsung dan intensif untuk jangka waktu yang sama.
  3. Kebudayaan dari masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.     
   D. AKULTURASI
   Akulturasi adalah
 Proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur – unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur – unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
            Bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat menceraikan atau memisahkan,di dalam sosiologi di sebut pula sebagai interaksi sosial yang bersifat disosiatif.beberapa jenis atau contoh interaksi sosial yang bersifat disosiatif misalnya persaingan (competition),contravention serta pertentangan/pertikaian (konflik)

  

   2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yaitu interaksi yang mengarah kepada
bentuk – bentuk pertentangan atau konflik, seperti :

A. PERSAINGAN (Competition)
   Suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
persaingan sendiri adalah
   Proses sosial dimana seseorang atau kelompok sosial saling bersaing merebutkan nilai atau keuntungan dalam bidang-bidang kehidupan yang pada saat itu merupakan pusat perhatian publik.
Persaingan terkadang muncul dalam aspek yang lebih luas dan kompleks, Misalnya persaingan ekonomi, kebudayaan, dan peran, bahkan juga ras.
  1. Persaingan ekonomi
Persaingan dalam bidang ekonomi terutama dalam menjual produk kepada calon pembeli yang biasanya dilakukan melalui berbagai cara. Tender, pameran penjualan dari pintu ke pintu dan kemudahan kredit merupakan cara dari sekian banyak bentuk persaingan dalam bidang ekonomi.
  1. Persaingan budaya
Persaingan budaya berlaku pada sektor-sektor yang merupakan hasil daya kreasi dan nalar manusia, misalnya persaingan dalam pendidikan terjadi dengan cara setiap sekolah, baik tingkat dasar maupun tingkat tinggi berusaha meningkatkan kualitas pendidikannya, misalnya kelengkapan sarana serta prasarana pendidikan, kualitas staf pengajar, dan kualitas pengelolahan manajemen sekolah.
  1. Persaingan status dan peran
Persaingan dapat bersifat positif karena
1. Dapat menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif.
2. Menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat inovatif untuk diterapkan dalam kehidupan dan selalu terbuka untuk menerima setiap ide pembaharuan.
3. Merupakan alat untuk mengadakan seleksi dan penempatan atas dasar prestasi yang telah dicapai seseorang.
4. Untuk menentukan kesesuaian pekerjaan dengan keahlian yang dimilikinya.

B. KONTRAVENSI (Contravention)
   Bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.


C. PERTENTANGAN ATAU PERTIKAIAN (Konflik)
  konflik adalah Proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.perselisihan,percekcokan, dan perkelahian (tauran) merupakan jenis konflik yang sering terjadi di kehidupan masyarakat.maka oleh karena itu jika di biarkan akan dapat memecah belah tatanan atau struktur sosial dalam masyarakat.
Pertentangan akan tejadi karena adanya beberapa alasan sebagai berikut:
  1. Perbedaan antar individu
Setiap individu diwarisi dengan karakter pribadi yang berbeda-beda.
  1. Perbedaan kebudayaan
Kemajemukan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sungguh sangat beragam. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki budaya yang berbeda yang khas dan tidak dapat disamakan dengan budaya daerah lain.
  1. Perbedaan kepentingan
Hasrat untuk memenuhi suatu kebutuhan yang dimiliki manusia terkadang didapatkan dengan cara-cara yang tidak terpuji dan mencelakakan orang lain untuk mendapatkannya.
  1. Perubahan sosial
Globalisasi menuntuk manusia untuk mengikuti perkembangan jaman. Berbagai produk yang dihasilkan akan menyebabkan dilema bagi masyarakat.

kesimplan; Dari beberapa paparan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak karena pertama kalinya mereka mengenal dunia terlahir dalam lingkungan keluarga dan dididik oleh orang tua. Sehingga pengalaman masa anak-anak merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya, keteladanan orang tua dalam tindakan sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral bagi anak, membentuk anak sebagai makhluk sosial, religius, untuk menciptakan kondisi yang dapat menumbuh kembangkan inisiatif dan kreativitas anak.


sumber; http://hadimocca.blogspot.co.id/2012/08/bentuk-bentuk-interaksi-sosial.html
             https://rikaarba.wordpress.com/2012/10/21/keluarga-dan-fungsi-keluarga/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar